Perkembangan sistem transportasi yang ada dewasa ini masih jauh dari yang
diharapkan. Apabila diperhatikan ternyata masih banyak ketimpangan yang tejadi
khususnya dalam sistem transportasi yang ada. Perbedaan yang sangat mencolok
terlihat dari sistem transportasi perdesaan dan perkotaan. Di jaman yang serba
canggih ini masih ada sebagian masyarakat yang masih menggunakan peralatan
tradisional yang sebenarnya sudah tidak layak lagi. Sistem transportasi
perdesaan memang jauh ketinggalan dibanding dengan transportasi perkotaan.
Transportasi perkotaan sudah jauh melesat mengikuti perkembangan jaman, bahkan
sebagian sudah memanfaatkan teknologi canggih dalam pengoperasiannya. Sementara
itu sebagian besar masyarakat perdesaan masih menggunakan tansportasi
konvensional seperti gerobag, pedati, sepeda sebagai transportasi darat, di
samping sampan, perahu, dan rakit sebagai transportasi air.
Kesenjangan
ini merupakan salah satu dampak dari belum meratanya pembnagunan yang dilakukan
oleh pemerintah. Akibatnya akses yang dilakukan oleh masyarakat perdesaan
menjadi lamban. Produksi pertanian yang diharapkan meningkat menjadi terhambat
lantaran sarana transportasi yang sangat minim, dan stagnasi dalam
bersosialisasi dengan dunia luar pun tidak dapat dihindari. Pembangunan
perdesaanpun menjadi kian lambat dan terhambat hanya karena minimnya sarana
transportasi yang ada (Hensi Margaretta, 2000).
Transportasi sangat
menguntungkan bagi kehidupan manusia, baik keuntungan secara langsung maupun
keuntungan secara tidak langsung. Keuntungan secara langsung yaitu penduduk
dengan mudah mendapat pelayanan dari fasilitas-fasilitas yang disediakan di
tempat lain sehingga kebutuhannya terpenuhi. Keuntungan secara tidak langsung
yaitu penduduk dapat menghemat biaya dan waktu karena dengan menggunakan moda
transportasi maka pekerjaan akan lebih cepat terselesaikan. Dari sisi ekonomi,
transportasi dapat meningkatkan efisiensi dan menghemat waktu serta biaya. Dari
sisi sosial dan budaya juga dipengaruhi oleh keberadaan transportasi, misalnya
di daerah terpencil yang sulit dijangkau, umumnya terdapat masyarakat yang
tingkat intelektualnya rendah karena informasi dan teknologi sulit masuk ke
daerah tersebut. Akibatnya pola kehidupan masyarakatpun cenderung tradisional
dan tertinggal dari daerah-daerah lain yang sifatnya lebih terbuka karena
adanya transportasi. Dengan adanya transportasi dapat membuka jalan komunikasi
antar daerah sehingga terjadi aliran barang, jasa, manusia, dan ide-ide sebagai
modal bagi suatu daerah untuk maju dan berkembang.
Transportasi dapat menjadi
fasilitator bagi suatu daerah untuk maju dan berkembang karena transportasi
meningkatkan aksesibilitas suatu daerah. Aksesibilitas sering dikaitkan dengan
letak strategis suatu tempat yang merupakan faktor penentu untuk kegiatan
ekonomi. Apabila suatu daerah mempunyai aksesibilitas yang baik maka akan
merangsang investasi.
Transportasi sering dikaitkan dengan
aksesibilitas suatu wilayah. Dalam pembangunan perdesaan keberadaan prasarana
dan sarana transportasi tidak dapat diabaikan dalam suatu rangkaian program
pembangunan. Terjadinya proses produksi yang efisien, selalu didukung oleh
sistem transportasi yang baik, investasi dan teknologi yang memadai sehingga
tercipta pasar dan nilai.
Pemusatan atau penyebaran hasil berbagai
industri dapat terjadi dengan kondisi aksesibilitas yang tinggi pada suatu
daerah. Transportasi yang lancar akan membantu terwujudnya kondisi tersebut.
Perkembangan suatu wilayah dapat diidentifikasi dari tingkat aksesibilitasnya. Aksesibilitas yang tinggi di suatu daerah
dicirikan dengan sarana dan prasarana transportasi yang memadai.
Agar
perencanaan aksesibilitas berjalan dengan baik dan dapat dimanfaatkan secara
optimal maka dapat dipakai pedoman antara lain :
(a) Perencanaan
tersebut diintegrasikan dengan mempertimbangkan semua aspek kebutuhan rumah
tangga, baik kebutuhan hidup sehari-hari, ekonomi, maupun kebutuhan sosial.
(b) Perencanaan
tersebut berdasarkan pada sistem pengumpulan data yang cermat
(c) Menggunakan
rumah tangga sebagai fokus dalam proses perencanaan
(d) Mengembangkan seperangkat set informasi
yang komprehensif pada semua aspek infrastruktur perdesaan
(e) Mengidentifikasi intervensi-intervensi
antara perbaikan sistem transportasi lokal (jalan dan pelayanan transportasi
lokal) dan untuk lokasi pelayanan yang paling cocok
(f) Perencanaan
tersebut mudah diaplikasikan
(g) Perencanaan tersebut murni menggunakan perencanaan
pendekatan sistem bottom-up
0 Response to "Peran Transportasi Terhadap Aksesibilitas Wilayah Pedesaan"
Posting Komentar